Warmest regards

August 11, 2024

Rumah Ternyaman di Jalanan yang Sepi


Aku sering tiba-tiba kepikiran sebuah topik untuk ditulis, tapi kemudian berlalu begitu saja terbawa angin, bersama semangat menulisku yang sekarang entah di mana. Menyedihkan kalau dirasa-rasa. Aku pernah menjalani hidup dengan setidaknya satu tulisan setiap bulannya. Bahkan di peak season, bisa lebih dari tiga tulisan setiap bulan. Iya, peak season yang aku maksud adalah pas masih jaman sekolah.

Tapi yah, kalau aku boleh memberi pembelaan, tidak sepenuhnya salahku, kok. Beneran!

Salah satu faktor terkuat adalah... yah... pasarnya tulisan panjang memang sekarang sudah sangat minim. Berapa persen sih manusia muda sekarang yang sanggup membaca tulisan >300 kata sekali duduk? Mungkin 99% bisa kalau diancam akun media sosialnya akan dihack jika tidak menyelesaikan bacaannya. Menyedihkan kalau dirasa-rasa. Sejak Facebook notes mulai hilang, sepertinya budaya menulis panjang di media sosial semakin memudar. Media sosial semakin bergeser ke konten audio dengan Soundcloud, visual dengan Facebook, lalu audio-visual dengan Youtube. Mata dan otak kita dimanjakan dengan konten yang bisa ditonton sekelebat saja, membawa tawa atau rasa pedih sebentar saja, lalu terlupa satu jam berikutnya.

Masa berikutnya, Raditya Dika dan Bena Kribo berhenti menulis blog. Semakin hampa dunia penulisan daring ini. Tulisan panjang seolah menjadi tempat persembunyian, alih-alih tempat membagikan buah pikiran. Menyedihkan kalau dirasa-rasa.  Panutan-panutan dan akun blog seru semakin senyap, bergerak ke dunia Youtube yang lebih gemerlap dan menjanjikan.

Kalau serpihan debu di alam semesta bernama Sarah Mustika ini boleh sedikit menyombong, keahlian menulisku (((dulu))) cukup di atas rata-rata. Tulisan feature-ku setidaknya pernah masuk dalam dua buku. Aku pun pernah mendapatkan reward dari postingan blogku. Tapi, keahlian dan cinta itu sama: akan lenyap jika tidak pernah diasah juga. Menyedihkan kalau dirasa-rasa. Alhasil, seperti sekarang ini, lah. Aku tahu tulisanku tak serenyah dulu lagi. Menemukan topik dan menuangkannya dalam 1-2 paragraf pun rasanya susah sekali.

Tapi, seperti apapun itu, aku bersyukur masih selalu ingat email dan kata sandi akun blogku. 68aca.net (dulunya achakacha) adalah rumah tempatku kembali setiap kali pikiranku perlu mengambil waktu sendiri. Di sini, aku tidak perlu merasa harus menyenangkan siapa-siapa. Di sini, aku tidak memikirkan jumlah "like". Di sini, aku tidak pernah merasa terlambat, tertinggal, salah.

Selalu ada harapan di hatiku bahwa tulisan panjang akan kembali meriah di dunia maya. Aku kangen membaca tulisan teman-temanku mengenai kehidupannya, bukan sekadar melihat sepuluh foto dengan dua kalimat captionnya, bukan pula sekadar melihat video singkat yang akan hilang 24 jam berikutnya. Ketika masa terramainya, bahkan tulisan blog menjadi topik pembicaraan di dunia nyata. Aku dan teman-temanku bisa membahas post yang tayang hari kemarin, yang sebetulnya kami juga berbalas komentar di sana. Seru sekali.

Terima kasih blogku karena selalu menjadi rumah yang paling nyaman. Semoga tetangga akan ramai kembali. Semoga jalanan akan riuh seperti dulu lagi.

No comments:

Post a Comment