Warmest regards

July 2, 2021

26

Hari ini aku ulang tahun, dan aku rasanya masih nggak siap, untuk menyadari bahwa aku lebih dekat ke usia 30 daripada 20. Udah 26 tahun aja cuy... Wkwk inget dulu SMA dengan clueless-nya mikir pengen nikah umur 23. Little did I know 23 tahun aku ngga ada siap-siapnya.

Mau cerita aja soal apa yang ada di pikiranku akhir-akhir ini. Dulu pas masa sekolah, pas masih tinggal sama mamah, tentu everything seems fine and all, and it's the normal state. To be fine is the normal one. And you know what we do to the normal thing? We take that for granted--always. Tempat tinggal selalu ada, makanan tersedia di meja, uang sekolah selalu beres.

Lalu suatu hari negara api menyerang dan aku tiba-tiba ngga bisa ketemu mamah sampai kurang lebih 1 tahun. Sejak itu baru terasa, hal-hal yang tadinya taken for granted, hilang begitu aja. Aku dan saudara-saudara harus struggling untuk punya tempat tinggal, makanan, dan tentunya nerusin sekolah. Long story short, it passed. Alhamdulillah.

Sejak saat itu, aku semakin sadar bahwa ketika aku beranjak semakin berumur, mamahku pun begitu. Aku ngga bisa selalu ada di sisi mamah, dan sebaliknya, mamah ngga bisa selalu ada di sisiku. Waktu untuk kami ketemu jadi waktu yang berharga banget. Makanya kemarin cuti 2 minggu tuh rasanya muantap sekali, so happy!

Pasti ada sifat-sifatku yang mamah ngga suka, dan ngga bisa dipungkiri, ada sifat-sifat mamah yang kadang bikin 'gemes' juga. Hehe. Kalian juga pasti demikian sama orang tua. Tapi, aku selalu kembali pada keyakinan bahwa orang tua selalu berusaha jadi yang terbaik, pun memberikan yang terbaik, untuk anak-anaknya. Namanya usaha, kadang sesuai ekspektasi, kadang ngga, kan?

Ya sama seperti kita, misal di pekerjaan, kita selalu berusaha kasih yang terbaik, tapi kadang belum cukup aja. Aku sebagai anak pun sama, pengennya jadi versi terbaik kita untuk orang tua, tapi pasti ada kurangnya.

Lalu pada akhirnya aku belajar menerima, bahwa ketidaksempurnaan yang ada itu justru yang membuat semua sempurna. Aku pernah baca sebuah tweet yang nancep banget di hati, kurang lebih gini,

Maafkanlah orang tuamu karena belum menjadi orang tua yang kamu harapkan. Lalu maafkanlah dirimu sendiri karena mengharap hal-hal yang tak bisa mereka wujudkan.

Memaafkan lalu menerima. And that's where we can feel content, fulfilled, peaceful.

No comments:

Post a Comment