Warmest regards

September 11, 2018

Pagi-pagi ke Kaliurang: Nasi Pecelnya Juara

Smiles don't lie. Reno motret
Memanfaatkan hari libur Tahun Baru Islam tanggal 12 September ini, aku memutuskan untuk pulang sebentar ke Jogja. Selain menemui keluarga, aku juga menghadiri pernikahan salah satu teman SMA-ku (adik kelas lebih tepatnya), Yuvi. Yuvi adalah pemeran Antigone di salah satu pertunjukan teater SMA-ku. Cerita lengkapnya tentang pertunjukan teater ini pernah aku tulis loh tahun 2012 lalu.





Beberapa hari di Jogja cukup mengobati kangen ke keluarga, yah walaupun tidak banyak hal yang sempat kita lakukan bareng-bareng. Hari Sabtu pagi lalu aku, Mamah, dan Reno pergi jemput Mbak Diaz. Tanpa mandi pagi, jam 7 pagi kita pergi cari sarapan. Tentunya Dharma & Daffa ikutaaan yeay!

Kita pun memutuskan untuk cari sarapan ke Kaliurang. Yes. Kaliurang adalah dataran tinggi di daerah Sleman, di lereng gunung Merapi. Perjalanan sekitar 30 menit dari rumah Mbak Diaz di daerah UPN, Condong Catur.

Sampai di Kaliurang, tepatnya di Tlogo Putri, kami langsung disambut dengan banyak monyet yang berkeliaran di tepi hutan sekitar tempat parkir. Tak jarang ada yang turun ke jalan juga (mahasiswa kali ah turun ke jalan). Ini nih yang bikin harus ekstra ngawasin Dharma Daffa, karena anak kecil emang paling demen dekat-dekat ke binatang. Padahal sekalinya si monyet mendekat, mereka langsung ngibrit panik.

Setuju yaa sama tulisannya?
Wefie dulu dong, walau belum pada mandi
Setelah parkir mobil, kita langsung pilih salah satu kedai di samping parkiran mobil. Ada banyak kedai-kedai menjual nasi pecel, dan yang pasti ada, jadah tempe dan baceman khas Kaliurang. Karena kurang doyan baceman, aku pesan nasi pecel pakai kerupuk kulit. Beuh, indahbat!

Entah kenapa, sambel pecelnya enak banget. Legitnya pas, pedesnya pas, kacangnya berasa. Mungkin karena kami datang pagi, sayurnya masih segar dan udara di sana juga enak banget untuk nyantai-nyantai cantik. Ah pokoknya kalian yang suatu hari ke Kaliurang, sempatkan coba nasi pecel di sini ya.

Nasi pecel Tlogo Putri, Kaliurang
Selesai makan, tadinya kita mau naik kereta kelinci yang mangkal di sana. Tapi karena kereta baru akan jalan sampai jumlah penumpang >10, kami tidak sempat mencoba. Saat itu masih cukup sepi di sana jadi kuota minimum penumpang ngga terpenuhi...

Akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Taman Kaliurang yang tidak jauh dari Tlogo Putri juga. Harga tiket/karcis masuk di Taman Kaliurang adalah Rp8.000,-/orang. Untuk anak di bawah 3 tahun tidak perlu bayar. Setelah membeli karcis, kita pun jalan-jalan di dalamnya. Pemberhentian yang dipilih pertama adalah Kolam Ikan.

Eh? Kolam ikan banget? Iyadong, karena wahana lain harus bayar lagi :"
Kolam ikan ini cukup menarik karena di sekeliling pinggir kolam sudah dipasangi batu-batu sedemikian rupa, yang bisa digunakan untuk 'pijat refleksi'. Jadi pengunjung bisa mencoba tantangan berjalan di atas batu berbagai ukuran, tanpa alas kaki. Dari ukuran kerikil bulat, pipih, sampai yang agak besar seukuran telapak kaki disusun rapi di sana. Terdengar mudah ya, padahal beuhh, untuk aku yang masih muda belia aja lumayan 'asik' rasanya. Asiknya sampai ubun-ubun~

Ini bagian batu yang kecil memanjang. Nahan sakit sis
Nah, selain trek refleksi, kolam ini juga banyak ikannya. Ikan yang ada di kolam ini tipe ikan yang akan mengerubungi kaki atau tangan kamu kalau kamu masukkan ke air. Kata orang-orang sih terapi ikan. Aku baru pertama kali coba terapi ikan ini. Pertamanya geli banget, tapi makin lama... ya tetep geli juga. Hehe. Manfaat dari terapi ikan ini sih katanya mengangkat sel-sel kulit mati.

Mamah nih yang kuat banget nahan geli terapi ikannya
Setelah puas terapi ikan... atau lebih tepatnya setelah ngga kuat menahan gelinya terapi ikan, kita jalan lagi ke sisi lain taman. Kita berhenti di area bermain anak yang isinya ayunan dan mainan a la taman kanak-kanak lainnya. Kalau di taman bermain semacam ini, satu wahana yang paling aku suka yaitu Bola Dunia. Bola Dunia itu rangkaian besi bulat itu loh. Bingung juga jelasinnya. Yang ini pokoknya..

Karena mamah ada agenda kerjaan yang nggak bisa ditunda, kita pun pulang. Di perjalanan pulang mampir ke kafenya suaminya Mbak Diaz, Mas Combo, di Difour Coffee House karena Mbak Diaz dan bocah-bocah mau turun di situ aja.

Sekalian promosi nih! Buat penggemar basket, atau penggemar kopi, atau penggemar mie pedes, dan berlokasi di Jogja, dateng deh ke Difour. Alamat Difour Lapangan Basket & Coffee Shop ada di Jl. Pangkur No. 19, Condong Catur, Depok.
Di Difour kamu bisa sewa lapangan basket dan main semaumu. Kalau haus? Ke coffee shop-nya aja. Kalau laper? Ke kafenya aja. Menu andalan di sini adalah Mie Lahar di restonya, dan Kaffae Yen untuk kopinya. Bisa cek instagramnya juga di @difourcoffeehouse & @difourlapanganbasketjogja
---
Bersyukur banget disaat harus ngantor dan hidup di luar kota, aku masih bisa menyempatkan kumpul gini. Walaupun kurang lengkap karena adikku satu lagi, si Bintang, kuliah di Malang, tapi udah seneng bangeet. Apalagi kalau lengkap ya!

Dear my fellow friends,
Yang mulai menapaki karir,
Yang kerjaannya selalu menyita waktu,
Yang mungkin mulai terlena dengan kegiatannya di tempat jauh sana,
Jangan lupa pulang ^^
Keluarga menunggu di rumah ^^

No comments:

Post a Comment