Warmest regards

April 1, 2015

Filosofi Permainan

Permainan. Game.
Apa kamu suka nge-game? Well, who doesn't?
Aku akan berbicara tentang game di tulisan kali ini.
Kemarin, ketika aku sedang mengobrol dengan seorang teman, tiba-tiba obrolan mengenai ini muncul: filosofi permainan. Ternyata, kalau ditelaah lebih jauh, permainan--apapun bentuknya--itu sarat akan makna yang luar biasa. Game, yang selalu dinilai orang tua kita sebagai arena pembuangan waktu, ternyata mengandung banyak nilai yang dapat kita pelajari. Tak hanya dipelajari, bukti nyata dalam hidup pun terpampang nyata.

Game menunjukkan bahwa untuk berkembang dan jadi lebih hebat, 'player' harus terus bermain.
Siapa yang begitu lahir ke dunia langsung pandai matematika, atau mendendangkan sebuah lagu, atau meraih gelar sarjana? None. Tidak ada. Sama seperti game yang dimulai dengan pemain yang seadanya, dengan kemampuan yang secukupnya. Pada awalnya, pemain tidak memiliki bekal yang baik. Namun seiring permainan berjalan, pemain terus berusaha bertahan melewati level yang ada, kemampuannya terus bertambah.
Seperti pada permainan Harvest Moon. Pada awalnya kita hanya memiliki sebuah pondok kecil dan sedikit lahan perkebunan yang menunggu untuk dikembangkan. Pun pada permainan Pokemon dimana kita harus mengumpulkan 'Experience' untuk memperkuat pokemon-pokemon milik kita.
Poin pentingnya adalah, jika kamu ingin berkembang, lalui prosesnya!



Pemain yang ingin naik level harus melalui ujiannya.
Semakin banyak level yang kita takhlukkan, semakin mumpuni kemampuan pemain. Namun satu hal yang hampir selalu ada di setiap game yaitu ujian kenaikan level! Ujian tersebut selalu lebih sulit untuk dilalui dibandingkan bagian game lain. Pengimplementasiannya pada kehidupan adalah, ketika kamu berada pada situasi sulit, ketika kamu sedang diuji oleh Tuhan, percayalah bahwa ketika kamu berhasil melaluinya, kamu sudah berada di level lebih tinggi.
Seperti pada game Super Mario. Di bagian akhir level, Mario akan menghadapi si 'Raja' untuk naik ke level selanjutnya.





Kadang kala, musuh yang harus ditakhlukkan adalah diri sendiri...
Ya. Musuh tak hanya mereka yang ada di luar kita, tapi bahkan ada di dalam diri kita. Bahkan kitalah musuh dari kita. Kadang kita harus bisa menekan ego diri, harus menurunkan gengsi, harus menghilangkan rasa takut, untuk jadi pribadi yang lebih baik.
Seperti pada game Snake di handphone Nokia 'jadul'. Di situ tidak ada musuh lain selain diri sendiri.



The game is over? Nope. You just need to try again!
Kemungkinan gagal pasti ada. Ketika kita menghadapi kegagalan, hanya ada dua pilihan: try again and continue the game, atau just quit and you are failed. Itu sepenuhnya pilihan kita.


Dan ketika kamu memutuskan untuk mencoba lagi, kesempatan berhasil kembali terbuka lebar. Ketika kesempatan itu terbuka dan kita meraihnya, well, MISSION ACCOMPLISHED! Gain the rewards! :)


Picture source:

http://www.memecenter.com/fun/1302329/creepy-car-dealer
http://toucharcade.com/2012/10/16/sega-releasing-sonic-jump-this-week/
http://www.gamesasylum.com/wp-content/uploads/PepsiManCan.jpg
http://pressreleases.triplepointpr.com/wp-content/uploads/KindleFire_DinerDash_Screenshot4.jpg
http://gm-cdn.gamezebo.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2012/01/a/5446-Mission_Accomplished.jpeg

No comments:

Post a Comment